Jumat, 30 Agustus 2024

Memahami Chmod dan Manajemen User & Grup

Pengertian CHMOD

 CHMOD adalah singkatan dari Change Mode, yang merupakan perintah dalam sistem operasi Linux untuk mengubah hak akses (permission) pada file dan direktori. Setiap file atau direktori memiliki mode akses yang menentukan siapa yang dapat membaca, menulis, atau mengeksekusi file tersebut. Hak akses ini dibagi menjadi tiga kategori: User (pemilik file), Group (grup pengguna), dan Other (pengguna lain).

 

Jenis Hak Akses

Hak akses dalam CHMOD diwakili oleh kombinasi huruf dan angka:
  • Read (r): Nilai 4, memberikan izin untuk membaca file.
  • Write (w): Nilai 2, memberikan izin untuk menulis atau mengedit file.
  • Execute (x): Nilai 1, memberikan izin untuk mengeksekusi file.
Hak akses ditentukan dalam format numerik dengan menjumlahkan nilai-nilai di atas. Misalnya:
  • 7 (4+2+1) berarti semua izin diberikan kepada pemilik.
  • 5 (4+1) berarti pemilik dapat membaca dan mengeksekusi, tetapi tidak menulis.

Cara Menggunakan CHMOD

Perintah CHMOD dapat digunakan dalam dua cara:  

1. Menggunakan angka: Misalnya, untuk memberikan hak akses 755 pada folder, perintahnya adalah:

# chmod 755 nama_folder

 

2. Menggunakan huruf: Anda juga bisa menggunakan notasi huruf dengan tanda tambah (+) untuk menambah izin atau minus (-) untuk mencabut izin. Contoh:

# chmod u+x nama_file

Perintah ini memberikan izin eksekusi kepada pemilik file.

Komponen Perintah

  1. chmod: Singkatan dari "change mode", adalah perintah yang digunakan untuk mengubah hak akses (permissions) pada file atau direktori.
  2. u: Merujuk pada user, yaitu pemilik file. Dalam konteks ini, u menunjukkan bahwa perubahan izin hanya akan diterapkan kepada pemilik file tersebut.
  3. +: Simbol ini berarti "menambahkan" izin. Dalam hal ini, kita menambahkan izin eksekusi.
  4. x: Mengacu pada execute permission. Ini adalah izin yang memungkinkan file dijalankan sebagai program atau skrip.
  5. nama_file: Ini adalah nama file yang akan diubah izinnya.

 

Fungsi Perintah

Ketika Anda menjalankan perintah chmod u+x nama_file, Anda memberi izin kepada pemilik file untuk menjalankan file tersebut. Misalnya, jika nama_file adalah sebuah skrip shell, setelah perintah ini dijalankan, pemilik skrip dapat mengeksekusi skrip tersebut dengan cara mengetikkan ./nama_file di terminal.

Contoh Penggunaan

Misalkan Anda memiliki file bernama myscript.sh, dan Anda ingin memberikan izin eksekusi kepada pemiliknya. Anda akan menggunakan perintah berikut:

# chmod u+x myscript.sh

Setelah menjalankan perintah ini, jika Anda memeriksa izin file dengan menggunakan  ls -l myscript.sh, outputnya akan menunjukkan bahwa pemilik sekarang memiliki izin eksekusi (ditandai dengan huruf x):

# -rwxr--r-- 1 user group 0 date myscript.sh

 Di sini, huruf pertama (-) menunjukkan bahwa itu adalah file biasa, dan huruf berikutnya (rwx) menunjukkan bahwa pemilik memiliki izin baca (read), tulis (write), dan eksekusi (execute).

 

 

Penggunaan chmod g+x dan chmod o+r

  1. chmod g+x nama_file:

    • g: Merujuk pada group atau grup pengguna yang memiliki file tersebut.
    • +: Menandakan bahwa kita akan menambahkan izin.
    • x: Menunjukkan bahwa kita memberikan izin eksekusi kepada grup.
    Dengan menjalankan perintah ini, anggota grup yang memiliki file tersebut akan dapat mengeksekusi file tersebut. Misalnya, jika file adalah skrip, anggota grup dapat menjalankannya. 
  2. chmod o+r nama_file:

    • o: Merujuk pada others, yaitu pengguna lain di sistem yang bukan pemilik file dan bukan anggota grup.
    • +: Menandakan penambahan izin.
    • r: Menunjukkan bahwa kita memberikan izin baca kepada pengguna lain.
    Dengan perintah ini, semua pengguna di sistem akan dapat membaca file tersebut, meskipun mereka bukan pemilik atau bagian dari grup pemilik.

 

Contoh Penggunaan

Misalkan Anda memiliki file bernama script.sh, dan Anda ingin memberikan izin eksekusi kepada grup serta izin baca kepada pengguna lain. Anda bisa menggunakan perintah berikut:

# chmod g+x script.sh # Memberikan izin eksekusi kepada grup # chmod o+r script.sh # Memberikan izin baca kepada pengguna lain

 Setelah menjalankan perintah ini, jika Anda memeriksa izin file dengan ls -l script.sh, Anda mungkin melihat output seperti ini:

# -rwxr-xr-- 1 user group 0 date script.sh

 Di sini:

  • rwx menunjukkan bahwa pemilik memiliki hak baca, tulis, dan eksekusi.
  • r-x menunjukkan bahwa grup memiliki hak baca dan eksekusi (tapi tidak menulis).
  • r-- menunjukkan bahwa pengguna lain hanya memiliki hak baca.

 

 

Manajemen User dan Grup

Manajemen user dan grup adalah aspek penting dalam keamanan sistem. Dalam Linux, setiap user memiliki User ID (UID) dan dapat dikelompokkan ke dalam grup. Ada beberapa fungsi utama dalam manajemen user dan grup:
  • Pengaturan User: Menambahkan, menghapus, atau mengubah password user.
  • Pengaturan Grup: Mengelompokkan user untuk mempermudah pengaturan hak akses secara kolektif.
  • Pengaturan Permission: Mengatur hak akses pada file dan direktori agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing user atau grup

 

Perintah Terkait Manajemen User

Beberapa perintah penting dalam manajemen user dan grup di Linux antara lain:
  • adduser: Menambahkan user baru.
  • deluser: Menghapus user.
  • usermod: Mengubah informasi user.
  • chown: Mengubah kepemilikan file/direktori. Contoh:
# chown pemilik:grup nama_file

 

Perintah ini memungkinkan administrator untuk mengatur siapa yang memiliki akses ke file tertentu dan bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan file tersebut. Dengan memahami CHMOD serta manajemen user dan grup, pengguna dapat lebih efektif dalam menjaga keamanan data di server Linux mereka.

 

 

 Referensi

https://idwebhost.com/blog/tutorial-dan-pengertian-chmod-untuk-pemula/

https://www.rumahweb.com/journal/chmod-adalah/

https://linuxconfig.org/understanding-chmod-the-difference-between-ux-and-x

https://www.warp.dev/terminus/chmod-x

 

 

 

 

Continue reading Memahami Chmod dan Manajemen User & Grup

Rabu, 28 Agustus 2024

FTP Server

Apa itu FTP: Pengertian dan Fungsinya

 

Pengertian FTP

FTP atau File Transfer Protocol adalah protokol jaringan yang berfungsi untuk memindahkan data antara komputer melalui jaringan dengan menggunakan koneksi TCP (Transmission Control Protocol). FTP memungkinkan pertukaran file antara FTP server dan FTP client. FTP server adalah server yang menjalankan software untuk menyediakan layanan pertukaran file, sementara FTP client adalah perangkat atau software yang digunakan pengguna untuk mengunggah, mengunduh, dan mengelola file di server.

FTP dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Abhay Bhushan dan merupakan salah satu protokol tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Meskipun HTTP dan HTTPS kini juga mendukung transfer file, FTP tetap menjadi cara yang nyaman dan efektif untuk memindahkan file, terutama file berukuran besar atau dalam jumlah banyak. Proses transfer data dalam FTP melibatkan dua perintah dasar, yaitu "get" (mengunduh file dari server) dan "put" (mengunggah file ke server).

FTP umumnya digunakan untuk menghubungkan komputer dengan web server hosting, memungkinkan pengguna untuk mengakses data di server dari jarak jauh. Agar proses transfer data berjalan lancar, FTP client harus terlebih dahulu terhubung dengan FTP server.

 


Sejarah FTP


Pada awalnya, FTP diciptakan dan diterbitkan dengan nama RFC 114 oleh Abhay Bhushan pada 1971. Selanjutnya, pada tahun 1980 FTP dikembangkan dan berjalan pada NCP yang menjadi asal mula IP. Sejak tahun 1980, FTP terus mengalami perkembangan dan perubahan pada beberapa sistem agar menciptakan firewall friendly FTP. Perkembangan FTP pada 1985 telah memiliki spesifikasi utama yang sama dengan FTP saat ini.

 

Cara Kerja FTP (File Transfer Protocol)

Cara kerja FTP (File Transfer Protocol) melibatkan proses autentikasi dan pertukaran data antara FTP client dan FTP server. Pada prinsipnya, FTP bekerja dengan meminta pengguna memasukkan username dan password untuk dapat mengakses server dan data yang ada di dalamnya. Setelah pengguna terautentikasi, mereka dapat melakukan berbagai tindakan seperti mengunggah, mengunduh, menyalin, membuat, dan menghapus file yang ada di direktori server.

Proses dimulai ketika FTP client mengirimkan permintaan koneksi ke FTP server. Jika server menerima dan mengizinkan koneksi tersebut, barulah aktivitas pertukaran data dapat dilakukan. Proses transfer data dilakukan melalui dua jenis saluran:

  1. Saluran perintah: Mengatur komunikasi seperti pemindahan file dan perintah lainnya.
  2. Saluran data: Bertugas mentransfer file dari satu lokasi ke lokasi lain, baik untuk mengunggah (upload) maupun mengunduh (download) file.

Secara umum, cara kerja FTP terdiri dari dua langkah utama:

  1. Permintaan koneksi: FTP client meminta koneksi ke FTP server.
  2. Pertukaran data: Setelah terhubung, proses pertukaran data (seperti upload atau download file) dapat dilakukan.

Dengan sistem ini, pengguna yang memiliki akses dapat secara penuh memanipulasi file di server, asalkan terhubung melalui autentikasi yang benar. FTP sangat bergantung pada sistem keamanan enkripsi agar transfer data berjalan aman, meskipun versi dasar FTP mentransfer data dalam format plaintext tanpa enkripsi, sehingga dapat rentan jika tidak dilindungi.

 

Apa Perbedaan antara FTP Server dan FTP Client?

FTP Server merupakan server yang menjalankan perangkat lunak (software) yang memungkinkannya untuk menyediakan layanan pertukaran data saat ada permintaan dari FTP client. Sedangkan, FTP client adalah sebuah komputer yang digunakan oleh pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas seperti mengunduh, mengunggah, mengganti nama, menghapus, dan lain sebagainya.

Jadi, perbedaan utama antara FTP client dan FTP server adalah bahwa FTP client adalah komputer yang membuat permintaan koneksi ke server dan menjalankan software yang digunakan untuk mengelola file di server FTP, sedangkan FTP server adalah server yang menyediakan layanan untuk mengirim dan menerima file melalui jaringan.

 

 Aplikasi FTP Client

Dari berbagai jenis aplikasi FTP Client yang tersedia, berikut ini beberapa aplikasi FTP Client yang bisa kamu coba untuk memanfaatkan protokol FTP.

 

1. FileZilla

FileZilla menjadi salah satu aplikasi FTP Client yang cukup populer di kalangan pengguna Windows. Meski demikian, aplikasi ini juga dapat diaplikasikan pada Linux maupun Mac. Namun, sistem kerjanya memang lebih terintegrasi bila digunakan pada Windows.

 

Kelebihan dari aplikasi FTP yang satu ini adalah FileZilla dapat melakukan transisi simultan. Ketika koneksi yang digunakan terputus saat meng-upload file, maka proses upload dapat diulang kembali. Namun FileZilla membutuhkan waktu yang lama untuk mengunggah file, semakin banyak dan besar ukuran sebuah file maka semakin lama pula prosesnya.

 

2. WinSCP

Selain FileZilla, para pengguna Windows pasti tidak asing lagi dengan aplikasi yang satu ini. WinSCP mendukung berbagai protokol seperti SFTP, SCP, FTP, dan WebDev serta menawarkan tampilan interface yang sederhana sehingga mudah digunakan.

Selain dari sisi tampilan interface, kelebihan dari WinSCP adalah adanya dukungan SSH password, keyboard interaktif, public key, dan otentikasi Kerberos. Namun, aplikasi ini hanya dapat digunakan pada sistem operasi Windows saja.

 

3. FireFTP

Sama seperti FileZilla, aplikasi FTP yang satu ini dapat digunakan pada Linux ataupun Mac. Proses instalasi dari FireFTP tergolong sederhana karena sebatas penambahan add-on pada browser Mozilla Firefox. Namun, Pastikan browser yang kamu gunakan merupakan versi terbaru. FireFTP juga memiliki tampilan yang user friendly serta mendukung metode enkripsi terbaru termasuk SSL, SFTP dan TLS.

 

 Kelebihan FTP

Setelah membahas pengertian dan fungsi dari FTP, kali ini kita akan membahas mengenai apa saja kelebihan dari FTP, yaitu:

 

  • Mempermudah mengunggah dan transfer data.
  • Bisa mengunggah data dalam jumlah banyak tidak perlu satu persatu
  • FTP mampu menjembatani pertukaran informasi dan file antar komputer.
  • FTP mampu melakukan backup data dan file, termasuk restore pada sebuah website.
  • FTP dapat digunakan sebagai indirect computer atau implicit remote computer.

 

 

Kekurangan

  1. Sulit untuk dioperasikan terutama bagi pengguna yang tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai IT.
  2. FTP bergantung kepada sistem keamanan enkripsi pada jaringan, sehingga tanpa sistem enkripsi tersebut FTP tidak aman untuk digunakan.
  3. Tidak dapat melacak proses transfer: Saat mentransfer data melalui FTP, pengguna tidak dapat memonitor proses transfer. Hal ini dapat membuat sulit bagi pengguna untuk mengetahui file mana yang sudah berhasil diunggah ke sistem remote.

 

 

 

 

 

 Referensi

 https://www.cloudeka.id/id/berita/teknologi/apa-itu-ftp/

 https://widehostmedia.com/mengenal-apa-itu-ftp-file-transfer-protocol/

 https://www.biznetgio.com/news/apa-itu-ftp

 

 

Continue reading FTP Server

Selasa, 27 Agustus 2024

Management Paket dan software

Manajemen Paket dan Software

Pengertian Manajemen Paket

Manajemen paket adalah proses mengelola, menginstall, memperbarui, menghapus, dan memelihara software pada suatu sistem operasi tertentu yang memiliki alat khusus yang disebut Package Manager. Package Manager memungkinkan pengguna untuk menangani dependensi antar paket software dan memastikan bahwa versi yang sesuai dari software terpasang dengan benar.

Package Manager

Adalah alat atau software yang membantu dalam mengelola paket aplikasi di suatu sistem operasi. Beberapa contoh dari Paket Manager yang berbeda-beda sistem operasi adalah:

  • APT (Advanced Packaging Tool) - Ubuntu/Debian

  • YUM/DNF - CentOS/Red Hat/Fedora

  • Pacman - Arch Linux

  • Homebrew - macOS

  • Chocolatey - Windows

Fungsi utama antara lain:

  • Install software

  • Update software

  • Uninstall software

  • Handle software dependencies, yaitu software lain yang diperlukan agar aplikasi dapat berjalan dengan baik

Konsep Paket dalam Sistem Operasi

Paket adalah unit distribusi software yang berisikan executable file, library, dokumentasi, dan informasi lain yang dibutuhkan agar program dapat dieksekusi. Paket tersedia dalam format yang dioptimalkan untuk sistem operasi tertentu. Di bawah adalah beberapa contoh format paket:

  • .deb untuk Debian/Ubuntu

  • .rpm untuk Red Hat/CentOS/Fedora

  • .pkg untuk macOS

Struktur Paket

Paket software biasanya terdiri dari komponen sebagai berikut:

  • Executable Files: File yang dieksekusi oleh sistem.

  • Libraries: Fungsi-fungsi yang digunakan oleh program.

  • Configuration Files: File yang mengatur cara software berfungsi.

  • Documentation: Informasi terkait software, misalnya manual atau panduan.

  • Dependencies: Daftar software lain yang diperlukan untuk menjalankan program tersebut.

Instalasi Paket

Proses instalasi paket pada umumnya melibatkan perintah sederhana melalui command line interface (CLI). Berikut contoh perintah instalasi di beberapa sistem operasi:

  • Debian/Ubuntu (menggunakan APT):

sudo apt install [nama-paket]


  • Red Hat/CentOS (menggunakan YUM/DNF):


sudo yum install [nama-paket] atau sudo dnf install [nama-paket]


  • Arch Linux (menggunakan Pacman):

sudo pacman -S [nama-paket]


Memperbarui dan Menghapus Paket

Package Manager juga digunakan untuk memperbarui software yang terpasang dan menghapus software jika sudah tidak diperlukan.

Memperbarui Paket:

  • Debian/Ubuntu:

        sudo apt update

        sudo apt upgrade


  • Red Hat/CentOS:

        sudo yum update


Menghapus Paket:

  • Debian/Ubuntu:

        sudo apt remove [nama-paket]


  • Red Hat/CentOS:

        sudo yum remove [nama-paket]


Dependensi dalam Paket

Saat menginstal sebuah paket, banyak paket yang memerlukan dependensi atau software lain yang dibutuhkan agar bisa berjalan dengan baik. Package Manager biasanya secara otomatis menginstal dependensi. Namun, terkadang terjadi konflik dependensi dapat muncul jika sebuah paket memerlukan versi yang berbeda dari library atau software yang sama.

 

Repositories

Repositories adalah tempat penyimpanan paket software di mana Pengelola Paket dapat mengakses untuk mengunduh paket untuk diinstal. Sementara Repositories biasanya terpusat di internet, pengguna dapat membuat repositori lokal. Ada dua jenis repository:

Official Repository: secara resmi dimiliki oleh pengembang Sistem Operasi.

Third-party Repository: dikembangkan oleh komunitas atau pengembang independen.


Manajemen Versi dan Pembaruan

Ini memungkinkan versi perangkat lunak untuk dikelola dengan mudah. Ketika pengguna menggunakan manajer paket, mereka dapat memilih versi tertentu dari paket yang ingin diinstal. Selain itu, Pembaruan Berkala untuk menjaga keamanan dan kompatibilitas aplikasi yang terkini sangat penting.

Locking Version: Di beberapa sistem, pengguna bisa “mengunci” versi tertentu dari software agar tidak di-update.

Rolling Release: beberapa distribusi Linux menggunakan konsep rolling release seperti Arch Linux yang memperbarui sistem mereka secara terus-menerus tanpa perlu menginstal ulang sistem operasi.

Manajemen Software: Perangkat Lunak Tambahan

Dalam manajemen software, perangkat lunak dapat bervariasi, mulai dari software open source hingga proprietary. Ada istilah penting yang perlu di pahami dalam manajemen software yang perlu diketahu :

Free Software: Software yang bisa digunakan, dimodifikasi, dan didistribusikan secara bebas.

Open Source: Software yang kode sumbernya terbuka dan bisa dimodifikasi oleh siapa saja.

Proprietary Software: Software yang hak cipta dan distribusinya diatur oleh pemilik, sehingga pengguna harus mematuhi lisensi yang diberikan.

Alat Manajemen Software Tambahan

Beberapa alat tambahan dapat digunakan bersama dengan manajer paket di berbagai platform, seperti:

Docker: Platform yang memfasilitasi otomatisasi penyebaran aplikasi secara ringan.

Vagrant: Alat untuk membangun dan mengelola lingkungan virtual development.

Kubernetes: Platform untuk mengelola kontainer dalam skala besar.


 


Continue reading Management Paket dan software

Senin, 26 Agustus 2024

DNS Server Adalah: Pengertian, Cara Kerja dan Fungsinya


Apa Itu DNS Server?

 

Pengertian Domain Name System atau DNS server adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi nama domain menjadi alamat IP. Server DNS ini bekerja sebagai jembatan antara nama domain dan alamat IP yang digunakan oleh komputer untuk menemukan lokasi situs web yang dituju. 

Saat seseorang mengakses situs web, browser akan mengirimkan permintaan ke server DNS untuk menemukan alamat IP dari nama domain tersebut. Setelah alamat IP ditemukan, browser akan mengirimkan permintaan ke server web yang bersangkutan untuk mengambil konten dari situs web. Oleh karena itu, server DNS memainkan peran penting dalam memastikan konektivitas internet berjalan dengan lancar. Hal ini membuat proses mengakses situs web atau aplikasi menjadi lebih mudah dan cepat, karena kita tidak perlu mengingat alamat IP yang sulit diingat.

Dengan adanya DNS server, kita dapat mengakses website hanya dengan mengetikkan nama domain-nya pada browser, seperti www.google.com misalnya, bukan dengan mengetikkan alamat IP-nya secara langsung. DNS server akan bertugas untuk mencari dan menyediakan informasi alamat IP yang sesuai dengan nama domain yang dicari.

DNS server bisa diibaratkan sebagai buku telepon besar yang mengaitkan nama domain dengan alamat IP. Setiap kali kita mengakses sebuah website, komputer atau perangkat akan mengirimkan permintaan ke DNS server untuk mencari alamat IP yang sesuai dengan nama domain yang dituju. Kemudian, DNS server akan mengirimkan informasi alamat IP tersebut ke perangkat yang meminta, sehingga kita dapat mengakses situs yang dituju dengan mudah.

 

Fungsi DNS Server

Fungsi utama dari DNS Server adalah untuk memetakan nama domain ke alamat IP dan menyimpan informasi ini dalam cache untuk mempercepat pengaksesan situs web. Setiap kali komputer atau perangkat mobile mencoba mengakses situs web, permintaan akan dikirim ke DNS Server terdekat. Server ini akan mencari alamat IP dari situs yang diminta dan mengirimkan informasi kembali ke perangkat yang meminta. Ini memungkinkan perangkat untuk terhubung dengan server situs web dan menampilkan isi situs.

Menggunakan DNS Server memiliki banyak manfaat, seperti mempercepat waktu pemuatan situs web, mempermudah pengaturan alamat IP dan memungkinkan nama domain yang mudah diingat. Dalam beberapa kasus, juga memungkinkan pengaturan website yang berbeda untuk satu alamat IP, sehingga mempermudah pengaturan dan manajemen situs web.

 

Cara Kerja DNS Server

Cara kerja DNS server adalah salah satu hal yang penting untuk dipahami dalam dunia teknologi informasi. DNS server memiliki peran utama dalam mengonversikan nama domain ke alamat IP sehingga mempermudah pengguna untuk mengakses suatu situs web. Dalam hal ini, DNS server berfungsi sebagai mesin pencari atau mesin penerjemah nama domain menjadi alamat IP.

Proses cara kerja DNS server dimulai saat pengguna memasukkan nama domain pada browser. Nama domain tersebut akan diteruskan ke DNS server yang terdapat pada jaringan lokal atau provider internet. Jika DNS server tidak menemukan informasi yang dicari, maka DNS server akan mengirimkan permintaan ke DNS server lainnya hingga menemukan informasi yang dibutuhkan.

Setelah informasi ditemukan, DNS server akan mengirimkan informasi alamat IP dari nama domain tersebut ke browser. Browser kemudian akan mengakses alamat IP tersebut dan menampilkan konten dari situs web yang dituju. Proses ini berlangsung secara cepat dan efisien sehingga pengguna dapat mengakses situs web dengan mudah dan cepat.

 

Struktur DNS Server

Struktur DNS server terdiri dari dua bagian utama, yaitu hierarki DNS dan zona dan record pada DNS. Hierarki DNS menentukan bagaimana DNS server bekerja dan bagaimana informasi ditemukan. Sementara, zona dan record pada DNS memiliki peran penting dalam menentukan bagaimana informasi diteruskan.

Pada hierarki DNS, terdapat tiga jenis DNS server, yaitu DNS root server, DNS TLD server, dan DNS authoritative server. DNS root server adalah server paling atas dalam hierarki DNS yang bertugas mengatur domain TLD (Top Level Domain) seperti .com, .org, .net, dan lain-lain. DNS TLD server bertugas untuk mengatur domain di bawah TLD seperti contoh.com, misal.org, dan sebagainya. Sedangkan, DNS authoritative server bertugas untuk mengatur informasi yang terkait dengan domain tertentu, seperti alamat IP, MX record, dan lain-lain.

Pada zona dan record pada DNS, terdapat beberapa jenis record yang digunakan dalam DNS. A record adalah record yang menentukan alamat IP dari nama domain. MX record menentukan server email yang digunakan oleh domain. CNAME record menentukan nama alias dari suatu domain. Ada juga beberapa jenis record lain yang digunakan dalam DNS seperti NS record, PTR record, dan lain-lain.

 


Caching DNS Server: Penyimpan Sementara yang Cerdas

Seperti yang Anda sebutkan, caching DNS server bertindak sebagai semacam "perantara" yang menyimpan hasil query DNS secara sementara. Bayangkan seperti sebuah buku catatan kecil di mana server mencatat alamat IP dari setiap domain yang pernah ditanyakan.

Mengapa caching penting?

  • Percepatan Akses: Ketika Anda ingin mengunjungi sebuah situs web, komputer Anda tidak perlu lagi bertanya kepada authoritative DNS server dari awal. Caching DNS server akan langsung memberikan alamat IP yang sudah tersimpan, sehingga waktu loading situs web menjadi lebih cepat.
  • Pengurangan Beban Server: Dengan adanya caching, jumlah permintaan langsung ke authoritative DNS server akan berkurang. Ini membantu mengurangi beban kerja pada server-server tersebut.
  • Peningkatan Kestabilan: Jika terjadi gangguan pada authoritative DNS server, caching DNS server dapat terus melayani permintaan selama informasi masih tersimpan dalam cache.

 

Contoh Sederhana:

Anda ingin mengunjungi situs web [URL yang tidak valid dihapus] Komputer Anda akan terlebih dahulu memeriksa caching DNS server lokal (misalnya, yang disediakan oleh ISP Anda). Jika alamat IP [URL yang tidak valid dihapus] sudah ada di cache komputer akan langsung mengakses situs tersebut. Jika belum ada, caching DNS server akan meminta informasi kepada authoritative DNS server Google dan menyimpan hasilnya di cache untuk digunakan di masa mendatang.

Authoritative DNS Server: Sumber Informasi yang Sah

Authoritative DNS server adalah sumber informasi yang paling akurat dan terpercaya tentang suatu domain. Server ini memiliki otoritas penuh untuk memberikan jawaban final mengenai alamat IP yang sesuai dengan nama domain tertentu.

Fungsi Utama:

  • Menyimpan Record DNS: Authoritative DNS server menyimpan semua informasi penting tentang domain, seperti alamat IP, server email (MX record), dan informasi lainnya.
  • Memberikan Jawaban Definitif: Ketika ada permintaan DNS, authoritative DNS server akan memberikan jawaban yang paling akurat dan terbaru.

Contoh Sederhana:

Ketika caching DNS server tidak menemukan informasi tentang alamat IP [URL yang tidak valid dihapus] ia akan mengirimkan permintaan kepada authoritative DNS server Google. Authoritative DNS server Google kemudian akan memberikan alamat IP yang benar kepada caching DNS server, yang selanjutnya akan menyimpan informasi tersebut di cache.

Perbedaan Kunci

FiturCaching DNS ServerAuthoritative DNS Server
Fungsi UtamaMenyimpan hasil query DNS secara sementaraMenyimpan record DNS dan memberikan jawaban definitif
Sumber InformasiData yang diperoleh dari authoritative DNS serverData yang disimpan secara langsung
Akurasi DataData mungkin sudah tidak up-to-dateData selalu akurat dan terbaru

 

 

Jenis – Jenis DNS

Sekarang akan lanjut dibahas tentang jenis-jenis DNS karena memang ada beberapa jenis DNS. Langsung saja, berikut jenis yang dimaksud.

a) A recordJenis yang pertama adalah a record. Jenis ini memetakan hostname ke alamat IP atau IP address 32-bit yang mungkin sering anda ketahui dengan kode IPv4.

b) AAAA recordUntuk AAAA record memetakan hostname ke alamat IP 128-bit atau anda bisa menyebutnya dengan IPv6.

c) MX recordUntuk MX record, merupajan jenis DNS yang memetakan domain ke dalam mail exchange server.

d) CNAME recordAda pula CNAME record yang akan membuat nama lain atau nama alias dari suatu domain.

e) NS RecordUntuk NS Record, pemetaan domain dilakukan ke dalam satu daftar yang ada di DNS Server.


Setting DNS pada Server Linux

Mengatur DNS pada Server Linux dengan Bind9

Bind9 adalah salah satu software DNS server yang paling populer dan banyak digunakan. Berikut ini adalah langkah-langkah dasar untuk mengatur DNS pada server Linux menggunakan Bind9, beserta penjelasan setiap bagian dari file konfigurasi:

 

1. Instalasi Bind9

Pertama-tama, kita perlu menginstal Bind9 pada server Linux. Cara menginstalnya berbeda-beda tergantung distribusi Linux yang Anda gunakan. Sebagai contoh, pada Debian/Ubuntu, Anda bisa menggunakan perintah berikut: 

sudo apt install bind9


2. Konfigurasi File Utama

File konfigurasi utama Bind9 biasanya berada di /etc/bind/named.conf. File ini berisi pengaturan global untuk server DNS Anda.

Contoh konfigurasi:

 

  • directory: Menentukan direktori tempat Bind9 menyimpan data zone.
  • listen-on: Menentukan port yang akan didengarkan oleh Bind9.
  • allow-query: Menentukan siapa yang boleh melakukan query ke server DNS.
  • recursion: Mengaktifkan atau menonaktifkan fitur rekursi (mencari DNS server lain jika tidak ditemukan di server lokal).
  • controls: Mengatur akses ke fitur kontrol Bind9.
  • logging: Mengatur konfigurasi logging.

3. Membuat Zone

Zone adalah bagian dari DNS yang berisi informasi tentang satu atau beberapa domain. Setiap zone memiliki file konfigurasi sendiri.

Contoh konfigurasi zone:

 

  • type: Menentukan jenis zone (master, slave, atau stub).
  • file: Menentukan file yang berisi data zone.
  • allow-update: Menentukan siapa yang boleh melakukan update pada zone.
  •  

    4. Mengisi Data Zone

    File db.example berisi data zone sebenarnya, seperti record A, record MX, dan sebagainya.

    Contoh data zone:


    5. Menjalankan dan Mengatur Ulang Bind9

    Untuk menjalankan Bind9, gunakan perintah:

    sudo systemctl start named

     

    Untuk mengatur ulang Bind9 jika ada perubahan konfigurasi:

    sudo systemctl reload named

     

    Setting DNS pada MikroTik:

    Masuk pada winbox untuk menyeting mikrotik

    Setelah kalian konfigurasi dasar pada mikrotik tes ping pada erminal dengan domain seperti ping google.com atau facebook.com apakah invalid atau tidak. Contohnya di bawah ini invalid karena kita belum setting DNS pada mikrotiknya.

     

     Untuk mensetting DNS pada mikrotik yaitu pergi pada IP>DNS setelah masuk maka tampilannya akan sperti gambar dibawah ini. Atur server dengan ip DNS provider yang kalian gunakaan sebagai contoh IP DNS 118.98.44.10 adalah provider indihome.


     Atau bisa dengan cara setting melalui dhcp client dimana dhcp client digunakan untuk menerima alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, server DHCP juga dapat mengirimkan informasi tambahan seperti gateway, subnet mask, dan DNS server.


    MikroTik akan menerima konfigurasi DNS melalui DHCP Client, alamat IP DNS server tersebut akan otomatis dimasukkan ke dalam pengaturan DNS di MikroTik. MikroTik akan menggunakan DNS server ini untuk melakukan resolusi nama domain bagi semua perangkat yang terhubung ke jaringan MikroTik. Jadi secara otomatis DNS server akan otomatis terkonfigurasi oleh dhcp client, dengan begitu kita tidak perlu mengkonfigurasi secara manual DNS Server.

     

    Tes kembali makan hasilnya akan seperti gambar di bawah ini

     


     

    Kesimpulan

    DNS adalah sistem yang mencocokkan IP address website dengan nama domain yang bisa dibaca manusia. Dengannya, kita jadi bisa mengakses website dengan nama domain dan bukan IP address yang ribet.

    Ada empat jenis DNS server yang bekerja dalam proses mengakses domain: DNS resolver, root nameserver, TLD nameserver, dan authoritative name server.

    Nameserver bertugas untuk menyimpan semua record milik suatu domain, sedangkan DNS zone adalah bagian dari namespace DNS yang dibagi-bagi untuk tujuan administratif.

    Di hPanel, Anda bisa mengubah nameserver dan menambahkan atau mengubah record di DNS zone. Ada lima jenis DNS record yang memiliki fungsi utama agar domain bisa diakses, yaitu A, CNAME, MX, TXT, dan SRV.

    Setiap kali Anda melakukan perubahan pada record ini, sistem nama domain akan membutuhkan waktu beberapa saat hingga 24 jam untuk memproses perubahan, yang disebut propagasi.

     

     Referensi

    https://centraldatatech.com/id/blog-news/apa-itu-dns-server-fungsi-cara-kerja-struktur-dan-manfaatnya/

    https://www.exabytes.co.id/blog/apa-itu-dns-server-adalah/ 


     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Continue reading DNS Server Adalah: Pengertian, Cara Kerja dan Fungsinya